Efek salju

Jumat, 18 Juli 2014

About Someone

         Aku berjalan ditengah kehampaan ini, menyusuri jalan yang selalu aku lalui disetiap hari hariku aku tak bisa menepis rasa sedih dihati ini. Dia yang aku inginkan, dia yang aku dambakan, dia yang selalu aku inginkan pergi tanpa sepatah kata pun untukku. Tak pernah terbesit sekalipun di pikiranku untuk membuatnya jauhh dari aku, untuk membuatnya meninggalkanku. Segala usahaku untuk membuatnya tetap nyaman denganku, segalanya.. Termasuk mengalah padanya. Siapa yang salah? Apapun masalahnya.. Aku selalu mengalah, terkadang aku berfikir bodoh kah aku?
          Dia adalah tetanggaku, rumahnya hanya berjarak beberapa langkah dari rumah lamaku yang kini tellah aku tinggalkan dan menempati rumah baru yang tak jauh dari rumah lamaku. Aku sudah menyukainya semenjak aku duduk di bangku SMP, alasanku menyukainya simple karna dia pandai meskipun dia nakal dan tidak pernah belajar.
          Aku sangat senang bisa dekat dengan dia, bisa saling mengerti satu sama lain, Tiap hari hariku kuhabiskan chatting dengan dia, sampai suatu hari kita berpacaran. Awalnya memang indah, kata yang dia ucapkan sungguh membuatku terpanah dalam alunan nada cinta. Aku tidak pernah mengalah ke semua orang kecuali dia, aku bingung mengapa aku selemah ini karna cinta?
          Aku perempuan biasa yang juga suka cerita ke teman temanku perihal lelaki yang dihidupku, begitupun dia, aku juga bercerita tentangnya semua aspek dalam dirinya yang membuat sahabatku penasaran untuk mengetahui siapa sosok pangeranku itu? bagaimana dia bisa membuat hati seorang sepertiku melambung tinggi? sehebat apakah dia?. Semua temanku bertanya tanya, aku tak bisa menyembunyikan siapa sosok tersebut terlalu lama, ku buka ponsel gengamku dan kutunjukan fotonya namun respon mereka berbeda denganku.
          Sahabatku ternyata lebih mengenalnya, lebih tahu bagaimana dia sebenarnya. Apa yang dia lakukan kepadaku ternyata bukan hanya untukku seorang melainkan ke wanita lain. Bagaimana mungkin aku bisa menyukai lelaki brengsek seperti itu? Sungguh bodoh aku!
          Aku mencoba memutuskan hubungan ini secara baik baik, namun dia selalu punya alasan yang logis untuk menjawab tuduhan teman temanku. Aku berusaha mempercayainya, karna telah ku katakan aku selalu mengalah kepadanya.
          Semua kepercayaanku kepadanya pergi begitu saja seperti dia yang pergi meninggalkanku, tanpa kata tanpa senyuman tanpa isyarat dia pergi. Tak ada lagi kabar darinya.. Tak ada lagi ucapan selamat paginya, tak ada lagi semua tentang dirinya. Kini semua telah pergi, hilang, mungkin tak akan kembali lagi.
           Terima kasih atas beberapa minggu yang kau tuangkan untuk bermain denganku, dengan kesia-siaan ini, Terima Kasih sekali lagi